Friday, July 18, 2014

JAF - Indo Service Testimony

Folks,

this is the my testimony script at Indonesian Service IEC post Joni and Friends Family Retreat. I haven't got a chance to type it nicely, but I do want to share with you before I forget =) Enjoy!

Selamat pagi semuanya. Terimakasih atas kesempatannya untuk bisa sharing pengalaman saya melayani di Joni and Friends Ministry 2 minggu yang lalu.

Joni and Friends ministry didirikan oleh Joni Eareckson Tada pada tahun 1979. Tahun 1967, pada usia 17 tahun, Joni yang sehat dan atletis tiba2 menjadi cacat tangan dan kaki akibat kecelakan. Dari pergumulannya, Joni merasa terbeban untuk melayani keluarga keluarga lain yang punya pengalaman yg serupa.

Pelayanan Joni and Friends memberitakan Injil dan memperlengkapi gereja2 untuk melayani, mendukung dan melatih keluarga2 ini menjadi murid Kristus.

Program mereka yang saya ikuti 2 minggu lalu adalah Retreat Keluarga. Dalam retreat ini, seluruh keluarga datang bersama2, lalu setiap anggota keluarga ada program masing2.
Ada program
  • dewasa (parents) – ada kelompok kecil untuk bapak2 dan ibu2.
  • youthful adult (mereka yang usianya dewasa tetapi ada kondisi fisik atau mental yang berbeda dengan dewasa pada umumnya – autism, down syndrome, dll)
  • teen / remaja (mereka yang highschool/middleschool. Kebanyakan kakak atau adik dari anak yang mempunyai kelainan jatuh dalam kategori ini. Mereka sendiri sehat secara fisik, tapi anggota keluarga mereka ada yang cacat)
  • anak2
  • nursery – bayi dan balita
Orang2 yang datang ke family retreat ini disebut camper. Camper paling muda tahun ini usia 3 bulan, paling tua itu usia 61 tahun.

Kami ikut sebagai Short Term Missionary (STM). Saya dan Jen masing2 dipasangkan dengan satu keluarga selama satu minggu. Tugas kami adalah menjadi teman camper kami, menemani camper kami dalam program mereka, makan bersama, menyatakan kasih Kristus kepada teman kami dan juga kepada keluarga mereka.

Saya secara pribadi belajar banyak hal dari Retreat ini.
  1. Kuasa doa
    Satu bulan sebelum retreat, saya minta teman2 mendoakan saya dalam persiapan. Sebelum campers datang kami para pekerja berdoa di setiap ruangan yang akan dipakai, supaya Tuhan memberi perlindungan dan menyatakan kuasaNya. Setiap pagi saya ikut kebaktian doa pagi yang sebenernya tidak wajib, tapi saya merasakan manfaatnya sepanjang hari. Saya merasakan kuasa doa teman2 melingkupi saya sepanjang hari.
  2. Identitas dalam Kristus
    Saya merasakan Tuhan mengubah hati saya terhadap orang2 dengan kebutuhan khusus ini. Saya ga lihat mereka sebagai orang cacat, tapi saya perhatikan karakter mereka. Misalnya ada satu anak, tingginya 6 feet (2m), dia ga bisa berkomunikasi secara verbal, tapi anak ini sangat penuh kasih. Tiap kali dia liat mamanya, dia datang trus kasih kiss. Ada lagi satu orang yang tangannya kecil sebelah, tapi hatinya sangat caring. Setiap pagi sebelum kebaktian dia datengin orang2, kasih salam, nanya how are you?
    Saya bersyukur Tuhan ubah hati saya melihat mereka sebagai ciptaan Tuhan, sama seperti saya. Kita semua diciptakan sesuai kehendak Tuhan dan kita semua perlu anugrah keselamatan dari Tuhan
  3. Staff
    Saya merasakan support yang unconditional dari staff, coordinator yang mentor saya dalam pelayanan ini. Pelayanan ini sangat baru bagi saya, dan saya banyak kekuatiran dan tidak berpengalaman. Staff mendukung saya bukan hanya dalam bentuk informasi, tapi mereka juga berdoa untuk saya dan memberi semangat buat saya untuk terus bersandar kepada Tuhan dalam segala hal. 
  4. STM
    Kebanyakan dari STM ini adalah anak2 highschool dan college. Retreat ini ga murah yah, kami bayar $450 untuk biaya training dan akomodasi. Tidak termasuk ongkos transport (sebagian orang2 datang dari state lain). Kebanyakan anak2 ini ga cuma ikut satu kali, ada yang ikut 3 kali tahun ini. Mereka diberi bantuan dana dari gereja, tetapi banyak dari mereka yang harus kerja atau jualan untuk menggalang dana. Dan mereka semua kerjainnya dengan sukacita.
  5. Keluarga
    Saya melihat Tuhan memang memberi karunia yang khusus kepada keluarga2 ini. Saya sangat tersentuh melihat kasih yang tidak bersyarat yang diberikan kepada anak2 mereka. Tapi kenyataannya, punya anggota keluarga yang ada kelainan itu banyak tantangannya. Banyak dari pasangan suami istri yang cerai karena anak mereka yang punya kelainan butuh banyak
    perhatian dan pasangan suami istri tidak ada waktu untuk memupuk hubungan mereka.
    Saya bersyukur di retreat ini ada family counselor yang terlatih untuk membantu membimbing dan memberi dukungan kepada keluarga2 ini.
  6. Adopsi
    Saya melihat beberapa keluarga yang mengadopsi anak2 ini. Mereka bukan adopsi anak2 yang sehat, tetapi anak2 yang ada kelainan. Ga cuma satu lagi! Ada satu keluarga punya 4 anak, dan sekarang dalam proses mengadopsi satu anak lagi. Mereka merasa terpanggil untuk membuka rumah mereka untuk anak2 ini dan mereka taat pada panggilan Tuhan tersebut. Saya merasa tertantang untuk punya ketaatan yang serupa, apapun yang Tuhan kasih dalam hati saya, saya mau lakukan dengan sungguh2. 

Saya sangat bersyukur untuk orang2 yang saya kenal melalui retreat dan juga pengalaman2 yang Tuhan ajarkan. Sesaat saya ada merasa seperti di Surga, di mana orang2 keliatan berbeda tetapi kami semua sebenernya sama2 ciptaan Tuhan. Kita semua sama berharganya di mata Tuhan.  

No comments:

Post a Comment